Jumat, 09 September 2011

Tipu Muslihat Penjajah Terhadap Rakyat Indonesia


Pada saat perang dunia kedua berlangsung, rencananya wilayah Indonesia akan di masukkan dalam daerah tugas pendaratan pasukan Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam South West Pasific Command (SWPC) di bawah pimpinan Jenderal McArthur, tetapi rencana ini berubah setelah keberhasilan strategi lancet kotak untuk merebut pulau demi pulau menuju Filipina.

Kemudian rencana inipun dibatalkan mengingat wilayah RI yang luas dan memiliki kemungkinan terjadinya perlawanan dari pihak Republik Indonesia yang sudah memiliki senjata hasil merebut dari tentara Jepang yang berada di Indonesia. Wilayah Indonesia di serahkan kepada pasukan Inggris yang tergabung dalam South East Asia Command (SEAC) di bawah pimpinan Laksamana Lord Mountbatten.

Pada akhirnya rencana ini pun gagal dijalankan. AS, Inggris dan Belanda memiliki banyak kekhawatiran yang mendalam pada kekuatan bangsa Indonesia yang pada akhirnya hal ini sangat terbukti. Hal ini juga berdasarkan laporan dari pihak Sekutu yang sudah lebih dahulu berada di Indonesia, bawah kekuatan Republik Indonesia tidak bisa dianggap enteng. Pakta bahwa Jepang belum sepenuhnya menguasai Indonesia juga bisa menjadi bukti bawah pelawanan dari Indonesia sangat menggetarkan pihak Sekutu. Jepang hanya berhasil menguasai keadaan di beberapa kota saja, seperti Bandung, Semarang, Bali, dan Bengkulu.

Inggris dan Belanda memiliki perbedaan pandangan soal kekuatan militer Indonesia. Belanda berkeyakinan bahwa hanya dengan 75.000 tentara saja wilayah Indonesia dapat dikuasai. Tetapi Inggris berpendapat bahwa untuk pulau Jawa dan Sumatera saja minimal dibutuhkan 6 divisi, dan untuk Kalimantan dan Indonesia Timur dibutuhkan 2 divisi. Panglima pasukan Sekutu Asia Tenggara Jendral Dempsey bahkan memperingatkan Jenderal Christison bahwa pasukan Inggris baru bisa menandingi para pejuang Indonesia jika semua pasukan Inggris berpusat di Jawa Barat saja.

Selain itu pihak Sekutu memperhitungkan adanya kemungkinan yang tinggi untuk menghadapi dua kekuatan yang cukup besar, yang pertama dari tentara Jepang sendiri, karena tidak ada jaminan bahwa kekalahan Jepang menyebabkan mereka tidak melakukan perlawanan di Indonesia dan kedua adalah pejuang Republik Indonesia yang sudah memproklamasikan diri. Dari Pihak Pemerintah Belanda sendiri sadar bahwa Pejuang Republik Indonesia akan dengan mudah membabat habis tentara Belanda yang baru akan masuk ke Indonesia.

Dari pertimbangan ini maka dibentuklah suatu persekutuan kekuatan baru yang dianggap lebih handal dengan jumlah tentara yang sudah dilipatgandakan yang terdiri dari tentara Inggris, tentara Ghurka (tentara bayaran India yang bekerja untuk Pemerintah Inggris), tentara Belanda dan tentara KNIL yang dikirim dari Ambon, Muangthai, Filipina, dan Malaya (Mereka ini cikal bakal tentara APRIS). Tentara KNIL yang sebagian berasal dari sipil Indonesia, Indo-Belanda dani para interniran Belanda yang sudah berada di Indonesia pada masa Jepang berkuasa. Ditambah lagi dengan 10.000 pasukan mariner yang siap berangkat dari AS ke Indonesia. Komando baru ini diberi nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) dengan panglimanya Letjen Sir Philip Christison yang berkedudukan sementara di Singapura.

Rencana Den Haag, jika pengiriman AFNEI berhasil maka Ratu Belanda akan mengirimkan 5000 marinir, 27 batalyon, 10.000 tank, arteleri dan geni. Pada Oktober akan ditambah dengan satu devisi lengkap dan 12.000 ex-KNIL interniran. Total yang akan dikirimkan sebesar 75.000 tentara.

Pada saat akan dimulai pengiriman pertama pasukan AFNEI, tanggal 8 September 1945, ini pun juga dibatalkan diganti hanya dengan mengirimkan intelegen langsung diba wah Christison yang berada di Singapura yang terdiri dari 7 orang perwira kepercayaan. Misi rahasia ini dikomandoi oleh Mayor Greenhalgh.

Mereka melaporkan berbagai keadaan di Jakarta, seperti kekuatan dan pengaruh pimpinan Republik Indonesia Soekarno, Hatta dan Syahrir. Kekuatan para pejuang yang di Pimpin oleh Jenderal Sudirman sulit dan belum dapat diperkirakan dan kekuatan mantan tentara PETA dan Haiho. Kekuatan dan pengaruh Jepang yang sudah menyerah kepada Sekutu. Hasil laporan itu juga menjelaskan bahwa Jepang tidak berada dalam posisi yang mengendalikan wilayah Indoneisa, tetapi wilayah Indonesia telah di control dan dibawah komando para Pemimpin Republik Indonesia.

Hasil-hasil kontak Mayor Greenhalgh dengan Pimpinan Kenpetai Nippon di Jakarta menghasilkan laporan penting yang berisi : Jepang tidak memiliki pengaruh yang cukup untuk mengendalikan keadaan di Indonesia. Jepang juga tidak dapat menjamin bahwa kekuatan para Pejuang kita dapat diminta untuk dapat bekerja sama, dan bahwasannya Jepang hanya dapat memberikan senjatanya dari sisa yang belum direbut oleh para Pejuang. Jepang juga tidak dapat memberikan jaminan bahwa senjata yang sudah ditangan para Pejuang dapat diserahkan kepada pihak Sekutu.

Hasil dari laporan tersebut melahirkan keputusan baru untuk tidak secara terang-terangan membawa tentara Belanda ke Indonesia, tetapi para tentara penjajah Belanda tersebut disebut sebagai sipil, agar tidak terjadi bentrokan dengan pihak Republik Indonesia, jika seandainya pihak Republik tahu bahwa Sekutu telah membawa tentara Belanda, dikwatirkan pihak Pejuang kita akan melakukan perlawanan. Untuk itu dibentuklah Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yang sebenarnya untuk mengelabuhi para pemimpin kita pada masa itu.

Selain itu dari laporan itu juga Inggris meminta AS untuk melakukan sokongan militer dari posisinya di Philipina yang direspon oleh Jenderal McArthur. McArthur dan Christison membentuk sebuah misi rahasia. AS melalui kekuatan intelegennya dan sokongan persenjataan, melakukan gerakan rahasia memasuki Maluku dengan kapal-kapal kecil. Logistik militer yang mereka bawa menjadi modal yang digunakan bersama para interniran membentuk satuan-satuan tentara KNIL.

Secara bergelombang dilakukan pengiriman tentara KNIL yang mendukung misi Sekutu ke Jakarta, Bandung, Surabaya dan Makasar. Pengiriman tentara KNIL tersebut terus dilakukan dari tahun 1945 sampai tahun 1949. (Berhenti setelah pemberantasan APRIS di Bandung dan Ambon yang dilakukan oleh TNI pada 1949) .

Strategi penyerangan yang semula akan dilaksanakan seperti pada rencana SWPC, dirubah menjadi strategi perdamaian dan rekonsiliasi paska perang dunia II. Hal ini dilakukan untuk menghindari konfrontasi dengan pihak kita. Christison mengontak para pemimpin RI di Jakarta, dan menyatakan bahwa misi mereka adalah misi perdamaian.
Untuk itu disampaikan surat kepada Presiden Soekarno yang menyatakan bawah mereka mengakui secara kekuasaan de facto Pemerintah RI dan menyatakan bahwa misi yang mereka emban bertujuan untuk:
1. Melindungi dan memindahkan tawanan perang dan interniran yang dilaksanakan oleh Rehabilitation Allied Prisoners of War and Interneers (RAPWI).
2. Melucuti tentara Jepang dan mengembalikan mereka kenegaranya.
3. Memelihara ketertiban dan keamanan umum aar maksud di atas dapat dilaksanakan.

Strategi ini benar-benar berhasil, para pemimpin benar-benar terlena dan dibodohi. Kita menerima dengan senang hati, bahkan pemimpin kita berjanji untuk membantu terlaksananya misi tersebut.

Tanggal 15 September 1945, Jakarta, beberapa kapal perang Sekutu mulai berdatangan yang dipimpin oleh Laksamana Muda Peterson Wakil Panglima SEAC yang diperbantukan ke AFNEI. Dari pihak Belanda ikut Jendral Van Straten dan Dr. Ch. O. Van der Plas yang berpura-pura berpakaian sipil sebagai wakil NICA. Pendaratan mereka berjalan dengan lancer dan aman. Demikian juga yang terjadi di Medan, Padang, Palembang, Bandung, Semarang dan Surabaya.

Setelah itu apa yang terjadi? Setelah sebagian besar kekuatan mereka yang berada di Singapura dan Manila dating. Sekutu mulai beraksii dengan strategi pertama mereka. Melakukan penyerangan dan menyerahakan wilayah Indonesia ke Belanda yang berpura-pura menjadi NICA.

Berbagai terror, penyerangan, penangkapan dan pembunuhan terhadap pejuang kita, benar-benar membuka mata kita dan Bangsa Indonesia bahwa misi mereka adalah untuk kembali menjajah bumi pertiwi tercinta ini. Paska pengiriman pasukan ini terjadi peperangan dahsyat baik di Surabaya, Magelang, Bandung, Medan,Ambarawa, Jakarta, Palembang dan di berbagai wilayah lainnya.

Sumber data :
1. Dr. A.H. Nasution, 1995, Diplomasi atau Bertempur
2. Dr. A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan.
3. Seskoad, Serangan Umum 1 Maret 1945 di Yogyakarta dan Pengaruhnya
4. Bung Tomo (Sutomo), 2008, Pertempuran 10 November 1945 Kesaksian dan Pengalaman Seorang Aktor Sejarah
Read more ...

Gelora Bung Tomo Membangun Semangat Pemuda Indonesia


Pidato Bung Tomo menjelang pertempuran 10 November 1945 yang menjadi hari besar nasional HARI PAHLAWAN sebagai penghargaan atas jasa pada rakyat Indonesia yang melakukan perlawanan secara gigih terhadap Tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA yang akan menjajah kembali.

Rakyat dan Tentara Keselamatan Rakyat - sekarang TNI berjuang bahu membahu mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Sebuah rangkaian kata-kata yang membangkitkan bulu kuduk apalagi pada masa itu, pada masa sekarang saja kita masih bisa membayangkan betapa heroiknya para pemuda Indonesia yang secara gagah berani maju ke medan perang berhadapan dengan tentara Inggris dan NICA yang bersenjata modern, tetapi bagi para Pemuda Indonesia kehormatan dan kemuliaan bangsa Indonesia adalah nomor satu, biarkan hanya bersenjata bambu runcing, kelewang atau senapan bekas NIPON berlawanan harus dilakukan... Merdeka!!! Merdeka!!!

Demikianlah pidato Bung Tomo yang heroik tersebut:

Bismillahirrahmanirrahiim.....
MERDEKA!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia,
Terutama, saudara-saudara penduduk kota Surabaya

Kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamlet-pamlet yang memberikan suatu ancaman kepaDa kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang.

Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang kepada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda menyerah kepada mereka.

Saudara-saudara,
didalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekali lagi telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari pulau Bali,

Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemudah Aceh, Pemuda Tapanuli, dan seluruh Pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini,

Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung,
telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol,
telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu, saudara-saudara
Dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini, maka kita tunduk untuk menghentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri, dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara Kita semuanya,
Kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini.
Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban Rakyat Indonesia,
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini,
Dengarkanlah ini hai tentara Inggris,
Ini jawaban Rakyat Surabaya..
Ini jawaban Pemuda Indonesia kepada koe sekalian
Hai tentara inggris!!!
Koe menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih takluk kepadamu,
menyuruh kita membawa senjata-senjata yang kita rampas dari Jepang untuk diserahkan keapda mu

Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa
koe sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan seluruh kekuatan yang ada,
tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih,
maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga!!!

Saudara-saudara rakyat Surabaya,
siaplah keadaan genting tetapi saja peringatkan sekali lagi, jangan mulau menembak,
baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu.

Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
Dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.

Semboyan kita tetap: MERDEKA ATAU MATI.

Dan kita yakin, saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita
sebab Allah selalu berada di pihak yang benar
percayalah saudara-saudara,
Tuhan akan melindungai kita sekalian.

Allahu Akbar...!! Allahu Akbar...! Allahu Akbar...!!!
MERDEKA!!!

( Bung Tomo )

Sumber Pidato : Pertempuran 10 November 1945 Kesaksian dan Pengalaman Seorang Aktor Sejarah Karya Bung Tomo (Sutomo)
Read more ...

Kembali Kepada Semangat Kepahlawanan 10 November 1945




Bung TomoPase perjuangan rakyat melawan Sekutu yang disusupi NICA adalah saat paling berdarah-darah dalam episode perjuangan RI mempertahankan republik ini sejak diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta sebagai wakil Rakyat Indonesia. Saat dimana ribuan pejuang kita gugur sebagai seorang suhada untuk mempertahankan tanah kelahirannya. Wajarlah jika 10 November dijadikan sebagai hari pahlawan.

Nusantara yang sudah diproklamasikan ini malah diserahkan oleh Jepang kepada Sekutu yang diboncengi oleh NICA. Bangsa kita menolak bangsa apapun yang masuk, karena pada hakikinya Jepang tidak berhak atas tanah yang sudah diproklamasikan ini.

Pihak sekutu yang diwakili oleh Komando Asia Tenggara (South East Asia Command atau SEAC) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mounbatten. Pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia adalah Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI merupakan komando bawahan dari SEAC. Tugas AFNEI di Indonesia adalah:

1. menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, NICA kependekan dari Netherland Indies Civil Administration. NICA adalah orang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia ketika Jepang datang dan membentuk kekuatan baru untuk menguasai Hindia Belanda kembali. Kedatangan NICA ke Indonesia dipimpin oleh van der Plass dan van Mook.
2. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu,
3. melucuti orang-orang Jepang dan kemudian dipulangkan ke negaranya,
4. menjaga keamanan dan ketertiban (law and order), dan
5. menghimpun keterangan guna menyelidiki pihak-pihak yang dianggap sebagai penjahat perang.


Pada awalnya rakyat Indonesia menyambut kedatangan Sekutu dengan senang. Akan tetapi setelah diketahui NICA ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. Kedatangan NICA di Indonesia didorong oleh keinginan menegakkan kembali Hindia Belanda dan berkuasa lagi di Indonesia.Datangnya pasukan Sekutu yang diboncengi NICA mengundang perlawanan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Berikut ini berbagai perlawanan terhadap Sekutu yang muncul di daerah-daerah.

Berbagai penolakan yang dilakukan oleh Rakyat Indonesia dapat dilihat dari berbagai pertempuran yang dilakukan oleh pejuang rakyat. Pertempuran-pertempuran itu yaitu:

1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Perang yang terjadi pada 10 November 1945 bolehlah kita katakan sebagai perang yang paling horoik dalam sejarah perjuangan RI untuk melawan penjajah. Perang yang dilakukan terhadap pasukan sekuti ini terjadi di Surabaya terhadap pasukan Inggris yang telah diboncengi NICA.

Pada 1 Maret 1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa dan tujuh hari kemudian tepatnya pada 8 Maret 1942, Pemerintah Kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak itu Indonesia diduduki Jepang. Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu setelah dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh AS. Peristiwa itu terjadi Agustus 1945.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 kevakuman ini dimanfaatkan oleh pemuda-pemudi Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan. Sebelum sekutu melucuti persenjataan Jepang, para pejuang RI berupaya lebih dahulu melucuti persenjataan tentara Dai Nippon Jepang.

Terjadilah pertempuran-pertempuran yang memakan korban di sejumlah daerah. Ketika gerakan untuk melakukan perlucutan senjata Jepang ini tentara Inggris mendarat di Jakarta pada tanggal 15 September 1945, kemudian juga mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.

Tentara Inggris ini datang ke Indonesia bertugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi dibalik misi ini ternyata NICA sudah disusupkan dalam kedatangan tentara sekutu ini. Rupanya tentara Inggris membawa misi juga mengembalikan wilayah hindia Belanda kepada pasukan Belanda yang satuannya bernama NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Inilah awal kemarahan para pejuang RI diseluruh nusantara.

Di Surabaya dikibarkannya bendera Belanda, Merah Putih Biru, dihotel Yamamato, yang menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dan badan-badan perjuangan yang dibentuk rakyat. Bentrokan bersenjata antara tentara Inggris dengan para pejuang RI ini memuncak setelah terbunuhnya Bragadir Jenderal Mallaby (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober.

Atas kematian Mallaby ini, pasukan Inggris mengeluarkan ultimatum yang isinya sangat melecehkan para pemuda pejuang dan rakyat Indonesia. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan melatekkan senjatanya di tempat yang ditentukan. Kemudian diharuskan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan ke atas. Ultimatum ini diberi batas waktu sampai pukul 06.00, tanggal 10 November 1945.

Ultimatum ini ditolak mentah-mentah oleh pihak Indonesia, bahkan jadi bahan olok-olokan oleh rakyat Indonesia. Apalagi Republik Indonesia telah berdiri dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai alat negara juga sudah terbentuk. Kedaulatan RI tidak bisa dihilangkan oleh tentara Inggis di Surabaya.

Pada tanggal 10 November 1945 pagi hari tentara Inggis mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat dengan mengarahkan sekitar 30 ribu serdadu (ada sebagian serdadu Inggris ini tentara Gurkha yang berasal dari India), 50 pesawat terbang, dan sejumlah besar kapal perang. Pada awalnya pihak Inggris menganggap remeh para pejuang.

Mereka beranggapan dengan melakukan serangan dengan kuantitas tersebut, hanya dalam tempo tiga hari atau seminggu saja para pejuang yang tergabung dalam TKR dapat ditaklukkan. Mereka menduga bahwa persenjataan modern mereka sangat canggih dan cukup efektif menghadapi para pemuda TKR.

Namun diluar dugaan perang ternyata cukup lama, melelahkan dan banyak membuat stress tentara Inggris di Surabaya. Sebenarnya jika saja pasukan bantuan Inggris yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah terlambat datang, mungkin TKR dan rakyat dapat mengalahkan pasukan Inggris yang bersenjata lengkap ini. Bahkan Pimpinan Inggris di Surabaya sempat melakukan kontak dengan Sukarno, dan meminta tolong agar perlawanan TKR dan rakyat dihenghentikan, dan melakukan diolog. Tetapi ternyata ini hanya strategi Inggris untuk mengulur waktu agar pasukannya yang berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah dapat sampai di Surabaya terlebih dahulu.

Perlawanan TKR yang luar biasa ini tidak hanya seminggu namun dapat bertahan sampai lebih dari sebulan. Perlawanan Rakyat pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Sebelum seluruh kota benar-benar dapat dikuasai pasukan Inggris perlawanan rakyat tepat sengit.

Mati satu tumbuh seribu, demikianlah istilah yang tepat ketika para pemuda dari berbagai pelosok Jawa bahkan dari luar Jawa ikut datang dan berperang. Bung Tomo melalui siaran radio melakukan pidato yang berapi-api untuk menyemangai para pemuda, tidak saja dipulau Jawa tetapi gaungnya sampai keseluruh Nusantara.

Demikian banyaknya para pejuang dan rakyat yang gugur dalam pertempuran tersebut. Inilah yang menjadi memontum penting sejarah perjuangan RI, dan dijadikannya 10 November sebagai Hari Pahlawan. Semangat para pemuda yang rela berkorban tetap kita ingat sampai sekarang.

2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945.

Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kota Ambarawa berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI.

Mengingat posisi yang telah terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa tanggal 15 Desember 1945 menuju Semarang. Keberhasilan TKR mengusir Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa.

3. Pertempuran Medan Area 1 Desember 1945

Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda).

Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA.

Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papanpapan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan.

Berbagai pertempuran tersebut membuktikana bahwa REPUBLIK INDONESIA telah berdiri tidak ada satupun bangsa yang berhak masuk dan menjajah kembali, demikian juga dengan anjing NICA. Semoga NKRI tetap jaya. Amiin.
Read more ...